Lewat rapat koordinasi terbatas yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, pemerintah resmi memperluas relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk kendaraaan roda empat dengan kapasitas silinder mesin 1.501 cc sampai dengan 2.500 cc. Rapat koordinasi terbatas itu dihadiri oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. "Potongan pajak akan diberikan kepada Kendaraan Bermotor Roda Empat (KBM R4) dengan kapasitas 1.501 cc sampai dengan 2.500 cc dan segmen 4×2 serta 4×4," tutur Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Rabu (24/3/2021).
Lalu bagaimana skema relaksasi PPnBM yang akan berlaku mulai 1 April tersebut? Akan ada dua skema pengurangan PPnBM yang diberikan pemerintah kepada kendaraan 4×2 dan 4×4. Skema pertama untuk kendaraan 4×2, adalah diskon PPnBM sebesar 50 persen, yang tadinya 20 persen menjadi 10 persen untuk tahap I (April Agustus 2021).
Kemudian diskon sebesar 25 persen, yang tadinya 20 persen menjadi 15 persen untuk Tahap II (September Desember 2021). Sedangkan skema kedua untuk kendaraan 4×4 adalah diskon sebesar 25 persen, yang tadinya 40 persen menjadi 30 persen untuk Tahap I (April Agustus 2021). Selanjutnya diskon sebesar 12,5 persen, yang tadinya 40 persen menjadi 35 persen untuk Tahap II (September Desember 2021).
Sasaran kebijakan perluasan PPnBM DTP diharapkan mampu mendorong peningkatan penjualan dari kendaraan bermotor. Pada pekan pertama Maret 2021 saat relaksasi PPnBM 100 persen untuk mobil 1.500 cc diberlakukan, Kemenperin mencatat adanya peningkatan jumlah pemesanan hingga 140 persen untuk tipe kendaraan yang masuk kriteria. Untuk itu, Kemenperin menyampaikan bahwa penerapan program yang sama bagi KBM R4 dengan local purchase di atas 60 persen diharapkan dapat mempercepat pemulihan sektor otomotif dengan peningkatan utilisasi kapasitas produksi pada batasan economic of scale produksi serta pemulihan ekonomi nasional.
"Dari evaluasi, dapat dilihat bahwa program relaksasi PPnBM efektif untuk meningkatkan purchasing power dari masyarakat. Hal ini juga berdampak positif karena dapat men jumpstart perekonomian," papar Agus. "Pulihnya produksi dan penjualan industri otomotif akan memiliki multiplier effect bagi sektor industri lainnya," imbuhnya. Sebagai contoh, kendaraan model SUV telah menggunakan komponen lokal seperti body and chassis dan komponen pelengkap antara lain velg, exhaust system, interior parts, serta sebagainya.
"Apabila model ini mendapatkan insentif, maka dampak ke industri komponen cukup besar," terang Menperin. Jika perluasan insentif PPnBM diberikan untuk mobil kapasotas 1501 cc sampai 2.500 cc dengan local purchase 60 persen, model yang dipastikan masuk kriteria ini adalah milik pabrikan Toyota. Model tersebut ialah Innova dan Fortuner yang masing masing kandungan lokalnya telah mencapai 75 85 persen.
Untuk lebih pastinya, para agen pemegang merek (APM) masih menanti daftar pasti model yang bakal masuk kriteria ini dalam keputusan Kementerian Perindustrian berikutnya.